Dosen Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang, Dr. Ir. Nikmatul Khoiriyah, MP., presentasi hasil penelitiannya di International Conference on Agriculture, Forest, Food, Food Sciences and Technologies (ICAF3T – 23) yang diselenggarakan oleh South Asia Institute For Research and Publications (SAIRAP) di Guangzhou, China.
Penelitian berjudul “Analyzing Protein Consumption Patterns And Determinants In Indonesia: A Probit Model Approach“, dilakukan dengan kolaborasi antara Universitas Islam Malang dengan berbagai perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri beranggotakan Ana Arifatus Sa’diyah (Universitas Tribhuana Tunggadewi), Umi Nandiroh (Universitas Islam Malang), David Forgenie (The University of the West Indies Trinidad), dan Bahieddin Nofal (Universitas Brawijaya).
Kecukupan pangan terutama pangan protein menentukan kualitas sumberdaya manusia suatu bangsa. Hal yang menjadi fokus pada pemaparan tim di international conference ini yaitu Konsumsi pangan hewani di Indonesia berada di bawah kriteria kecukupan protein global, berdasarkan data empiris dari berbagai sumber, termasuk survei nasional dan laporan pasar.
Banyak rumah tangga di Indonesia kini memiliki daya beli yang lebih rendah karena harga pakan ternak meningkat lebih cepat dibandingkan kenaikan upah rumah tangga. Akibatnya, semakin sulit bagi rumah tangga untuk membeli dan mengonsumsi makanan yang kaya akan protein hewani, yang merupakan sumber penting vitamin, zat besi, dan protein.
Temuan penelitian menyoroti pentingnya tingkat konsumsi makanan laut. Kecuali harga daging lainnya, semua makanan sumber protein, baik hewani maupun nabati, mempunyai dampak yang signifikan terhadap pola asupan makanan laut.
(Dokumentasi Presentasi Dr. Ir. Nikmatul Khoiriyah, MP.)
Hasil ini menunjukkan adanya saling melengkapi (complementarity) antara makanan laut dan daging sapi, unggas, telur, susu, dan tahu dengan menegaskan bahwa kenaikan harga makanan laut menurunkan daya beli rumah tangga terhadap protein, termasuk protein nabati yang murah seperti tahu dan protein sumber hewani.
(Implikasi Kebijakan hasil penelitian)
Implikasi hasil penelitian yang disampaikan oleh Dr. Ir. Nikmatul Khoiriyah, MP., dan tim yaitu Pemerintah Indonesia dan pejabat kebijakan mempunyai wewenang untuk memberikan subsidi kepada produsen untuk mendorong peternak dan produsen tahu atau tempe menawarkan makanan sumber protein mereka kepada konsumen dengan harga lebih murah dan meminimalkan biaya produksi.
Program ini dapat meningkatkan jumlah konsumsi protein rumah tangga, meningkatkan ketahanan pangan, dan memperkuat ketahanan pangan masyarakat Indonesia. Program bantuan pangan dan inisiatif kesejahteraan sosial dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rumah tangga Indonesia.